Mahasiswa Arsitektur Unjuk Gigi, Pamerkan Seni Folding Inspirasi Bangunan Atraktif dan Kontemporer

Pamean Seni Folding oleh mahasiswa. Foto:Eko/IMAJI

IMAJI.CO.ID – Selalu ada gagasan dan kreativitas yang dipamerkan mahasiswa untuk tampil dan unjuk gigi. Jika pada umumnya pergelaran pameran selalu melibatkan anak-anak muda yang menekuni dunia seni lukis, namun kali ini orang-orang dengan background keilmuan arsitektur tidak mau kalah. Mereka memamerkan hasil karyanya yang identik dengan berbagai macam bentuk bangunan.

Hal ini ditujukan pula sebagai sarana mahasiswa arsitektur dalam berkarya. Lewat karya-karya 3 dimensi, mereka seolah mampu mengeksplorasi ruang-ruang yang ternyata mengandung nilai seni tersendiri.

Seperti contohnya miniatur bangunan 3 dimensi. Mahasiswa Arsitektur Unimed memamerkan ide-ide dalam bentuk bangunan modern yang menjadi sebuah inspirasi. Mereka ingin menunjukkan bahwa tidak hanya seni lukis dan puisi yang dapat kawin dengan konsep-konsep kontemporer, melainkan bangunan juga bisa.

“Ini pameran arsitektur karya mahasiswa. Kami memamerkan papan display, folding, nirmana, dan poster-poster yang erat kaitannya dengan eksplorasi seni bangunan,” kata Harun kepada IMAJI, Sabtu (26/10/2024) sore.

Masyarakat yang masih awam terhadap seni visual 3 dimensi, akan takjub melihat karya folding architecture. Dalam jagad kesenian, nama ini mungkin terdengar sangat asing. Namun sesungguhnya, folding sendiri merupakan suatu karya berbasis pendekatan arsitektur dengan eksperimen model kertas untuk menemukan bentuk bangunan yang atraktif lagi kontemporer.

“Folding itu seperti bentukan dasar bangunan. Melibatkan seni kertas yang dilipat-lipat yang menginspirasi bentuk bangunan. Semacam replika, tapi belum jadi bangunannya masih konsep dasar saja, belum masuk ke struktur yang masif,” beber Harun.

Tidak sampai di situ, beragam jenis maket yang menjadi ciri khas anak arsitektur juga dipamerkan. Berbeda dengan folding, maket merupakan miniatur sungguhan dari sebuah bangunan.

“Replika rumah kecil seperti maket struktur bangunan. Dibuatnya pakai bahan-bahan asli dalam membuat rumah seperti semen, batu, dan kayu,” lanjutnya.

Dalam mengonsep karya-karya tersebut, Harun mengatakan setidaknya membutuhkan waktu beberapa minggu. Pameran ini memprakarsai ilham-ilham kesenian yang erat kaitannya dengan dunia arsitektur. Bahkan tidak hanya aspek keindahan, dalam disiplin arsitektur juga mengedepankan aspek fungsional.

“Kami ingin menunjukkan bahwa anak arsitektur juga punya karya. Pameran ini emang perdana, tapi kami berharap ini bisa jadi jembatan untuk menyelenggarakan event yang lebih besar,” pungkasnya. (EK)

ADVERTISEMENT