IMAJI.CO.ID, MEDAN — Menggandeng semua elemen dan stakeholder menjadi salah satu upaya untuk menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Sumatera Utara.
Bawaslu Sumut sebagai bagian dari penyelenggara pemilihan, menyadari elemen seperti kaum pemuda dan praktisi hukum berperan penting dalam pengawasan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi Bawaslu Sumut, Saut Boangmanalu, mengatakan keterlibatan atau partisipasi aktif kalangan pemuda dan praktisi hukum menambah energi mereka untuk mengawal secara maksimal proses demokrasi di Provinsi Sumut.
“Kami berharap dari diskusi kemarin dengan mereka dapat melahirkan rumus-rumus dan resolusi untuk kegiatan teknis pada pengawasan pemilihan serentak,” katanya menjawab wartawan, Rabu (23/10).
Fokus grup diskusi atau FGD yang diselenggarakan di Kabupaten Dairi pada Selasa (22/10), kata Saut Boangmanalu, bertujuan agar kaum pemuda dan praktisi hukum ikut serta mengajak partisipasi masyarakat di setiap sudut desa hingga daerah terpencil.
“Oleh Bawaslu Dairi telah melakukan penandatanganan kerjasama atau MoU dengan kelompok-kelompok pemuda dan kalangan praktisi hukum yang turut kita harapkan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” katanya.
Dalam FGD itu turut menghadirkan akademisi asal Universitas Prima Indonesia (Unpri), Dr Robert Tua Siregar dan Direktur Kolaborasi Anak Bangsa (Kolega), Psalmen Padang
Menurut Robert Tua, keterlibatan para pemuda dan praktisi hukum diharapkan semakin menguatkan dan mengeksplor pengawasan Pilkada Serentak 2024, terkhusus di Kabupaten Dairi.
Sehubungan keterbatasan yang dimiliki Bawaslu, kata dia, tentu tidak akan mampu sendiri dalam mengawasi seluruh tahapan. Fungsi pengawasan Pilkada serentak merupakan tugas bersama masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan.
“Untuk proses pelanggaran semua ada prosedur yang harus dilakukan, sehingga seluruh temuan dan laporan masyarakat harus mengetahui peraturan-peraturan tersebut agar tidak keliru di lain waktu,” katanya.
Direktur Kolega, Psalmen Padang mengajak para pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama mengawasi pemilihan serentak. Perbandingan jumlah daftar pemilih yang banyak tentu tidak akan bisa mengawasi secara keseluruhan. Peran pemuda diperlukan dalam demokrasi di Indonesia.
Tantangannya, pemuda saat ini kata dia kurang memiliki kesadaran akan politik, minim literasi dan referensi tentang sosok kandidat, kurangnya akses informasi dan ketidakstabilan sosial politik serta kurangnya keterlibatan partisipasi politik.
“Jadi sebagai solusinya, kampanye kesadaran dan pendidikan, penggunaan teknologi dan medsos, kolaborasi dengan organisasi lokal untuk mengawal demokrasi di Indonesia,” kata Psalmen. (GOB)